Salju : Fantasi tentang Pesona yang Menghanyutkan

Musim salju di Eropa

Musim salju  bisa terjadi saat musim dingin atau pertengahan Desember tapi bisa juga terjadi saat musim gugur sekitar bulan November. Bagaimana kita harus berpakaian untuk sekedar jalan-jalan menikmati indahnya pemandangan bersalju ?

Let’s talk about it !

BANYAK orang berasumsi bahwa salju terjadi hanya pada musim dingin. Setidaknya demikian pikiran saya saat masih di Indonesia: mengidentikan musim dingin dengan musim salju.

Namun, bertentangan dengan apa yang saya dan mungkin kalian asumsikan, salju terjadi bukan hanya saat musim dingin saja, tapi bisa juga terjadi saat musim gugur. Semua tergantung kondisi klimatik yang memungkinkan pembentukan salju itu sendiri.

Saat suhu memasuki 0°C dan beranjak ke negatif, di situlah kepingan-kepingan salju akan jatuh ke bumi. Dan suhu 0°C atau lebih rendah bisa saja terjadi saat musim gugur.

Lihatlah pemandangan bersalju di sekitar rumah saja, di Brussels sekitar bulan November.

Pemandangan di samping kiri depan rumah.


Foto dari samping kanan depan rumah.


Santa Claus VS Saint Nicolas


Cerpen Miss Gawky Episode Cinta Pada Pandangan Pertama

Proses Terjadinya Hujan Salju

Berawal dari uap air yang berkumpul di atmosfer, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi (yaitu temperatur di mana gas berubah bentuk menjadi cair atau padat), kemudian menggumpal membentuk awan.

Salju mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Dua bentuk yang paling populer adalah serpihan lembut seperti kapas putih yang cantik, yang menari-nari sebelum turun menyelimuti atap rumah atau tubuh dingin kita, dan yang satunya adalah berupa butir-butir kecil es batu yang jatuh lurus (kadang lurus tegak, kadang lurus menyamping,…) dari angkasa.

Banyak orang bersuka-ria saat serpihan-serpihan lembut salju turun, namun apabila yang dinanti adalah salju dan yang datang adalah la grêle atau hujan es batu, di situ rasa kecewa dan waspada berada pada saat yang sama.

Sewaktu saya masih di negara tercinta, Indonesia, saya sering berfantasi menari-nari di tengah hamparan salju putih, atau sekadar tidur di atasnya dan bagai burung yang sedang mengepakkan sayapnya, membiarkan lengan ini naik-turun menyentuh keindahannya.

Kemudian berlama-lama bermain dengannya, mengambil serpihan-serpihan halusnya, membuat bola-bola lucu dan mendekorasinya sambil tertawa.

Kecantikan salju bagi saya ibarat kemolekan seorang wanita yang dingin namun anggun, memesona, tanpa banyak kata, yang mampu menghanyutkan dan menarik perhatian semua pria yang memandangnya….hmmm

Puncak Tertinggi di Belgia

Atas nama fantasi itulah, pada musim dingin di tahun pertama saya tinggal di Brussels, saya mengunjungi Signal de Botrange, dataran tinggi di antara pinus-pinus yang lebih tua dari eyang saya, yang merupakan puncak tertinggi di Belgia dengan altitude 694 meter di atas permukaan laut. Sekadar untuk bisa menikmati salju, karena di Brussels, salju tidak selalu ada tiap tahunnya.

Di tempat inilah, fantasi saya terkoyak oleh realita: menuruni mobil dengan sepatu boot high-heelsà la mode orang kota adalah ide terburuk untuk menikmati salju.

Tapi hanya dengan dua-tiga langkah saja, ….booouuuum,  saya terpeleset dan jatuh di atas hamparan salju yang mengeras.

Lalu, inginkah saya melanjutkan fantasi bagaikan seekor burung yang sedang mengepakkan sayap di antara hamparan salju atau membuat bola-bola salju lucu, oh no, not at all.

Dingin yang menyelundup masuk melalui rongga-rongga udara kecil menyusup ke dalam tubuh tropis saya, membuat mantel tebal dan syal dari bulu domba, tidak berarti sama sekali. Saya tetap dingin dan menggigil, hingga tidak bisa lagi merasakan kaki dan tangan, karena beku. Akhirnya pulang, dengan kecewa.

Kecewanya itu sebesar rasa kecewa bertemu dengan artis atau idola yang tanpa make-up di kehidupan nyata.

Bagaimana tidak, orang yang sering kita puja saat dia jauh di sana, berkhayal tentangnya, mendewakan dia saat di layar kaca atau mem-follow dengan khidmat semua gerak dan cuitan di akun-akun sosial medianya, namun saat kita mempunyai kesempatan untuk bertatap muka secara langsung, melihat kenyataan bahwa ternyata dia tanpa make-up, tanpa lampu blitz, tanpa photoshop dan tanpa beauty face, adalah manusia biasa, layaknya kita.

Tubuh dan suaranya tak se-sexy yang kita bayangkan, batuknya pun sama…..tak ada beda.

Berbekal pengalaman buruk salju pertama, sekarang saya lebih waspada bila salju tiba. Saya tidak lagi berfantasi sama tentang pesona salju seperti sebelumnya. Saya lebih banyak berhati-hati: memakai sepatu boot khusus untuk salju, berbaju rangkap dan tebal dari bahan khusus yang mampu melindungi badan di suhu rendah (di bawah 0°C), melindungi bagian tubuh yang nampak, seperti kaki dan wajah, mengenakan syal, memakai topi hangat, dan menyiapkan diri sebelum melangkah, agar tidak tergelincir dan jatuh. Begitulah. Ah, rasanya sekarang saya siap untuk ber-ski.

Let’s dream. It’s free. Salam Gokil !!!

2 Comments