Struktur Klasik Soneta Aleksandrina
Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah struktur soneta, kemudian ditambah struktur Aleksandrina. Pada umumnya soneta terdiri dari 14 baris di mana dua bait pertama berisi kuatren (sajak empat larik) dan dua bait kedua berisi terzina (sajak tiga larik). Dan apabila kita tambahkan dengan struktur Aleksandrina, maka apabila dirumuskan akan tampak seperti ini:2 x kuatren (+) 2 x terzina ;
Tiap larik:12 suku kata, 2 hemistis.
Tiap hemistis: coupe (+) caesura.
Rima soneta bisa berupa:
-
rima bersilang ABBA ABBA CCD EED seperti soneta Italia
-
rima berpeluk ABBA ABBA CCD EDE seperti soneta Prancis
-
rima tak sempurna AABB CDCD EFE GGF
- dsb.
Ilustrasinya seperti ini:
hemistis 1 hemistis 2
I—————–I——————I
x-x-x ¦ x-x-x | x-x-x ¦ x-x-o (A) 12 suku kata, rima akhir feminin
3 + 3 3 + 3
x-x-x ¦ x-x-x | x-x-x ¦ x-x-v (B) 12 suku kata, rima akhir maskulin
3 + 3 3 + 3
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (A) : idem di atas
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (B)
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (A)
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (B)
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (A)
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (B)
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (C)
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (C)
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (D)
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (E)
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (E)
x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x (D)
¦ = coupe atau penggal larik
| = caesura atau jeda larik
I = hemistis atau tanda separuh larik.
x = perhitungan suku kata
v = kata berjenis maskulin
o = kata berjenis feminin
Agar lebih jelas, akan saya ambilkan contoh puisi Pierre de Ronsard:Sur La Mort de Marie
Comme on voit sur la branche | au mois de Mai la rose (A) En sa belle jeunesse, | en sa première fleur (B) Rendre le ciel jaloux | de sa vive couleur, (B) Quand l’Aube de ses pleurs | au point du jour l’arrose: (A)
La grâce dans sa feuille, | et l’amour se repose, (A) Embaumant les jardins | et les arbres d’odeur : (B) Mais battue ou de pluie, | ou d’excessive ardeur, (B) Languissante elle meurt | feuille à feuille déclose: (A)
Ainsi en ta première | et jeune nouveauté, (C) Quand la terre et le ciel | honoraient ta beauté, (C) La Parque t’a tuée, | et cendre tu reposes. (D)
Pour obsèques reçois | mes larmes et mes pleurs, (E) Ce vase plein de lait, | ce panier plein de fleurs, (E) Afin que vif, et mort, | ton corps ne soit que roses. (D)
Contoh dari dua larik dari soneta di atas:
hemistis 1 hemistis 2
I—————————————-I———————————–I
La grâce ¦ dans sa feuille, | et l’amour ¦ se repose, (A, rima kata feminin)
2 + 3 | 3 + 2
(caesure) (caesure) Embaumant ¦ les jardins | et les arbres ¦ d’odeur : (B, rima kata maskulin)
3 + 2 | 3 + 2
Jujur, akan sangat panjang dan membosankan apabila saya teruskan penjelasan teknik Aleksandrina. Yang perlu diperhatikan adalah sejarah awal hingga perombakan struktur asli Aleksandrina. Pengetahuan akan hal ini saya harapkan menjadi kekayaan ilmu bagi para penyair masa sekarang. Apalagi para penyair yang bermimpi membuat genre baru struktur puisi 😉
Di bawah ini adalah contoh kecil bagaimana Hugo, Baudelaire Verlaine, Rimbaud, Apolinnaire mendistorsi struktur Aleksandrina asli:
J’ai disloqué | ce grand niais | d’alexandrin – Hugo
Mon cœur, | comme un oiseau, | voltigeait | tout joyeux – Baudelaire
Et la tigresse épouvantable d’Hyrcanie | – Verlaine
Fileur éternel | des immobilités bleues | – Rimbaud
Soneta Aleksandrina Apollinaire. Sumber foto: pinterest Emma MRD
Kesimpulan
Soneta Aleksandrina disederhanakan dengan rumus:
Puisi 14 baris, tiap baris memuat 12 suku kata
Penggunaan Soneta di Indonesia
Menurut Wikipedia puisi Indonesia, soneta masuk ke tanah air dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat soneta Prancis, Italia, maupun Inggris. Soneta di Indonesia lebih mempunyai kebebasan jumlah suku kata tiap lariknya dengan rima tidak sempurna.
Saya mencoba mencari jejak soneta aleksandrina di Indonesia tetapi tidak saya temukan. Asumsi saya, struktur aleksandrina memang tidak pernah masuk atau dipraktekkan di Indonesia.
(Apabila Anda sebagai pembaca menemukan asumsi baru, alangkah gembiranya jika Anda bisa menghubungi dan mendiskusikan hal ini dengan saya.)
Berikut salah satu soneta Indonesia:
- GEMBALA
- : Muhammad Yamin
- Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a ) 11 suku kata
- Melihat anak berelagu dendang ( b ) 11
- Seorang saja di tengah padang ( b ) 10
- Tiada berbaju buka kepala ( a ) 11
- Beginilah nasib anak gembala ( a ) 11
- Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) 11
- Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) 11
- Pulang ke rumah di senja kala ( a ) 10
- Jauh sedikit sesayup sampai ( c ) 10
- Terdengar olehku bunyi serunai ( c ) 11
- Melagukan alam nan molek permai ( c ) 11
- Wahai gembala di segara hijau ( d ) 11
- Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( d ) 13
- Maulah aku menurutkan dikau ( d ) 11
- Saya pernah bereksperimen menulis setidaknya tiga soneta aleksandrina. Tentu saya tidak menggunakan struktur klasik yang sangat ketat, tapi dengan patokan 14 larik dan 12 suku kata tiap lariknya. Hasilnya seperti ini:
PENYAIR SAMPAH
: Naning Scheid
Ketika Media Yang Maha Kuasa (a) 12 suku kata
Menetapkan sabda maklumat tertinggi (b) 12
Aroma anyir darah Penulis, juga (a) 12
Penyair, muncrat di Penjagalan Suci (b) 12
Syah Datuk penjaga kuil peradaban (c) 12
Kadang memegang perihal melebihi (b) 12
Batas hak. Menyuapi selera diri (b) 12
Menyapu pemikiran dan perbedaan. (c) 12
Penulis dan Penyair yang dibesarkan (c) 12
Matahari, serta peri-peri diksi (b) 12
Menjelma Athena, Dewi Kebijakan. (c) 12
Pikun hikayat kisah, Syah Datuk lupa (a) 12
Bahwa Baudelaire, Verlaine, dan Rimbaud, pernah (d) 12
Terkutuk. Dan menjadi penyair sampah! (d) 12
Brussel, Juli 2020
Bagaimana apabila saya undang Anda untuk mencoba menulis soneta aleksandrina? Siapa tahu ada sponsor dan dibukukan?
Di lain kesempatan saya ingin membicarakan seputar sejarah puisi lirik sebagai aspek pengungkapan puisi yang sangat sering digunakan dari generasi ke generasi. Namun, kali ini saya tutup ulasan ini dengan gaya Aleksandrina:
Sruput kopi dulu dan jangan termangu
Ambil pensil Anda, tulislah soneta
Salam dari Belgia,
Naning Scheid
[…] Aleksandrina: Struktur Puisi Klasik Teristimewa […]