PERHAPS
Mungkin, bukan peluru yang akan membunuhku
Mungkin, bukan belati, gempa bumi atau tsunami yang mematikanku
Melainkan sikap dan tatapan dinginmu…
Mungkin, dansa bisa menekan lebay berkekuatan 9,3 skala Richter
Brussel, 1.12.18
INGATLAH SAYANG
Sebelum lupa berulang, selalu ku bilang:
Bersamaku, bukan tanpa efek samping
Mulai dari nyeri punggung, lutut dan pusing
Hingga gondok, gemas, geram, dan sinting.
Obatnya bukan di apotek terdekat
Lamun, mendekap aku erat-erat.
Brussel, 23.11.18
CANDU
Candu, ketika bibirmu merekat erat bibirku
Candu, saat lenganmu melingkar pinggang lalu membisik I love you
Candu, hadirmu
Candu adalah kamu !
Brussel, 18.11.18
MERDEKA
Kemerdekaan bukan sekedar nilai melainkan dasar dari nilai-nilai.
Merdeka bukan kemampuan melakukan kehendak semaunya, tapi memungkinkan diri menggunakan kemampuan untuk bertindak benar tanpa ketakutan.
Bila aku benar mencintaimu tapi aku takut mengatakannya, berarti aku belum merdeka.
Dan kaulah penjajah hatiku, Beb !
Brussel, 16.08.18
GOJEK
Gilaku untukmu
Ogah selain kamu
Jutek-mu sexy
Engkau lelakiku
Kekasih hatiku
Mau ke langit ke tujuhpun aku antar kamu, beb !
Brussel, 7.08.18
SAYAP BIRU
Ahh percuma aku punya sayap…
Karena aku tak kan bisa terbang meninggalkanmu…
Brussel 24.07.18
Syahdu Lindu di Gunung Kelimutu
Begitu deru kuda besi terhenti. Terselip rona rona sekuntum senyum, membukit gunung mencurah danau. Memuncak Kelimutu
Menyusuri kerikil terjal mendaki, menali janji suci di sela jemari
Danau Tiga Warna bersaksi – sukma asmara menyusup di nadi, desir angin Ende menghempas lindu
Tatkala bibir dingin terkecup gejolak. Malu malu mau pengantin baru, menerus tujuan meninggal jejak
Oh, gemuruh renjana bagai ilalang liar – mengundang halilintar menggelegar
Flores dalam belukar kasih sayang. Di ranjang cinta nan garang, lindu di Kelimutu terbaca syahdu olehku.
Brussel, 28.12.18




12 Comments on “Puisi Lebay”