STANZA SIANIDA
Sengaja ku teguk racun yang kau racik sempurna
Di cawan madu berukir kenangan berwarna perak
Suasana remang,
Kunang-kunang malas terbang
Alunan symphony senja mengajak berdansa
Manis berbalut pahit menjalar api
Tubuhku meliuk liar, mengejang
Mataku membelalak, menetes embun
Akar-akar leher membesar dan jingga
Bibir menyungging senyum membiru ungu
Aaarrggh, tercekik dalam hitungan detik
Tak ada umpat
Aku diam
Kamu diam, menyaksikan.
Kuresapi tiap jengkal nafas terakhir
Kunikmati tiap tetes kebodohan
Meninggalkan cahaya menuju gelap
Kekal abadi
Brussel, 2019
Puisi ini terbit di Pos Bali 14 Desember 2019 halaman 10.




10 Comments on “Puisi Obscure”